Orang Waras dan Orang Gila
Oleh: M. Aliyulloh Hadi
Beberapa kali saya melihat orang gila dijalanan yang saya lewati. Saya sempat berfikir, bagaimana mereka bisa bertahan hidup? mereka tidak punya pekerjaan, tidak memiliki tempat tnggal, tidak memiliki penghasilan dan seringkali di acuhkan oleh keluarga dan masyarakat. Saya berusaha berfikir sejenak sambil terus mengamati prilaku mereka, khususnya bagaimana mereka mengisi perut mereka setiap hari.
Setelah memperhatikan prilaku orang gila di beberapa tempat yang sempat saya kunjungi, ternyata orang gila memiliki banyak cara untuk mendapatkan makanan. Sebagian dari mereka mengambil sisa-sisa makanan di tong sampah, meminta uang kepada para pedagang di pasar dan sebagian lagi langsung meminta makanan kepada beberapa pedagang makanan di pasar ataupun di pinggiran jalan raya. Menurut saya, itu semua halal, kalau toh mereka mencuri itu karena memang mereka sudah tidak memiliki akal dan masyarakat akan memaklumi hal itu.
Setelah memahami prilaku orang gila dalam mengisi perut mereka, saya mulai membandingkan prilaku orang gila dan orang waras dalam hal mengisi perut. Dalam hal ini saya rasa orang waras harus banyak belajar kepada orang gila. Memang nafsu makan orang gila tidak hilang meski akal mereka telah lenyap entah kemana, namun meraka selalu hidup bersahaja.
Namun anehnya, orang waras yang memiliki akal sehat ternyata menjadi lebih serakah. orang gila akan merasa puas setelah perutnya kenyang. Ini berbeda dengan kebanyakan orang yang masih waras. Orang waras seringkali masih saja merasa kekurangan meski perutnya sudah sangat kenyang. Orang waras tidak pernah puas dengan semua yang ia peroleh, merasa kurang dan kurang, bahkan sebagian dari orang waras itu seringkali "mencuri" hak orang lain, melakukan korupsi dan memperkaya diri dengan cara yang tidak benar. Akal yang masih dimiliki oleh yang mengaku masih waras seharusnya menjadi pengendali nafsu yang melakat dalam diri, bukan sebaliknya.
Akhirnya, kesimpulan saya bahwa "orang waras tidak lebih baik daripada orang gila ketika orang waras tersebut memiliki nafsu yang lebih gila dari orang gila". Jangan-jangan orang gila itu menertawakan kita yang mengaku waras padahal sebanarnya gila .wallohu'alam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar