Bangsa Tanpa Identitas
M. Aliyulloh Hadi
M. Aliyulloh Hadi
Secara Historis, dari aspek kepercayaan, konon nusantara dulunya merupakan penganut dinamisme dan animisme. Ketika terjadi migrasi bangsa india dan cina yang beragama Hindu dan Budha, bangsa nusantara kebanyakan menjadi penganut dua agama tersebut. Demikian juga ketika Islam dan Kristen masuk ke nesantara lewat pedagang muslim dan misionaris eropa di era kolonial, bangsa nusantara pun kebanyakan beralih agama menjadi penganut Islam dan Kristen hingga hari ini. Agama yang di anut bangsa nusantara paska konversi agama juga mempengaruhi terhadap kebudayaan dan tradisi bangsa nusantara.
Agama dari luar nusantara yang dianut juga memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan sosial politik bangsa nusantara. Kerajaan-kerajaan yang pernah tumbuh dan berkembang di nusantara hampir semuanya memiliki embel-embel agama tertentu. Nusantara misalnya pernah memiliki Kerajaan Hindu, Kerajaan Budha, Kesultanan Islam bahkan negara nusantara modern, Republik Indonesia, merupakan sistem kenegaraan yang bukan produk geneologis pemikiran bangsa nusantara.
Singkatnya, sebagai bagian dari bangsa nusantara, apa yang kita ikuti hari ini, baik itu tata nilai, ajaran, budaya, tradisi, sistem negara, agama dan lain-lain, bukanlah produk bangsa nusantara sendiri. Hampir semuanya merupakan turunan dari induk peradaban yang datang ke nusantara ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu, baik itu Hinduisme, Budhaisme, Islamisme ataupun Humanisme Eropa. Bisa dikatakan kita ini bangsa yang mudah mengikuti dan terpengaruh oleh sesuatu yang sifatnya impor. Disadari atau tidak, hampir semua relung-relung kehidupan bangsa Indonesia adalah imitasi. Demokrasi imitasi, Relijiusitas imitasi, sistem pendidikan imitasi, life style imitasi, dan imitasi-imitasi lainnya, yah palsu.
Dalam konteks Indonesia modern, sepertinya kebudayaan barat, dengan sifat kebudayaannya yang ekspansif, memiliki peran dominan dalam mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia. Kita bisa saksikan bagaimana kebudayaan tersebut menyeruak di tengah-tengah bangsa Indonesia dengan sistematis dan massif. Lihat saja, gaya hidup bangsa Indonesia hari ini, lihat saja cara berpakain kaum muda bangsa ini, tengok saja pergaulan remaja masa kini, sudah menyerupai apa yang mereka tiru di TV. Bahkan hampir tidak ada bedanya.
Kalau begitu, apa yang dipunyai bangsa ini? Apa yang bisa diandalkan bangsa ini? Apa yang dapat kita banggakan sebagai sebuah bangsa? Bukankah sebenarnya kita tidak memiliki apa-apa, tidak memiliki sesuatu yang berharga? Tidak memiliki kontribusi apa-apa kepada dunia? Wong bisanya hanya meniru dan terpengaruh oleh sesuatu yang datang dari luar rumah kita? Tidak mampu menciptakan sesuatu yang berharga untuk kita ikuti dan kita pegang teguh sebagai bangsa yang katanya besar.
Tapi sebagai sebuah bangsa, apakah kita mau disebut sebagai bangsa dengan identitas imitasi, identitas comot sana comot sini, identitas pengikut, dan tentunya identitas bangsa inferior yang hanya bisa mengikuti dan dipengaruhi oleh identitas bangsa lain? Tapi kan faktanya memang begitu, kita ini bangsa yang latah, bangsa yang mudah meniru. Entahlah…
Mantab
BalasHapus